Buku Dokumen Capaian Pembelajaran CP TK PAUD dan Buku Dokumen Penjelasan Lingkup Capaian Pembelajaran Fase Fondasi. Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. Untuk PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), CP menjadi acuan untuk pembelajaran intrakurikuler. Sementara itu, kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak perlu merujuk pada CP, namun dapat langsung mengacu pada dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila yang diatur dalam Keputusan Kepala BSKAP tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Dengan demikian, CP digunakan untuk intrakurikuler, sementara dimensi profil pelajar Pancasila untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Sebagai acuan untuk
pembelajaran intrakurikuler, CP dirancang dan ditetapkan dengan berpijak pada
Standar Nasional Pendidikan terutama STPPA dan Standar Isi. Oleh karena itu,
pendidik yang merancang pembelajaran dan asesmen PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)
tidak perlu lagi merujuk pada dokumen STPPA dan standar isi, cukup mengacu pada
Capaian Pembelajaran CP TK PAUD. Untuk
Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Bagi
peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan
CP pendidikan khusus. Peserta didik PAUD berkebutuhan khusus tanpa hambatan
intelektual dapat menggunakan CP reguler ini, namun dengan menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum dan pembelajaran.
Pemerintah menetapkan
Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian,
sebagai kebijakan tentang target pembelajaran yang perlu dicapai setiap peserta
didik, CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Oleh karena itu, pengembang kurikulum operasional ataupun pendidik perlu
menyusun dokumen yang lebih operasional yang dapat memandu proses pembelajaran
intrakurikuler, yang dikenal dengan istilah alur tujuan pembelajaran.
Pengembangan alur tujuan pembelajaran dijelaskan lebih terperinci dalam Panduan
Pembelajaran dan Asesmen.
Memahami CP adalah langkah
pertama dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen. Untuk dapat merancang
pembelajaran dan asesmen PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dengan baik, CP Fase Fondasi perlu dipahami secara
utuh, termasuk keterkaitan Fase Fondasi dengan Fase di atasnya, serta tujuan
dan karakteristik dari PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) yang perlu tercermin di
dalam proses pembelajaran. PAUD adalah pijakan pertama anak di dunia pendidikan
dan titik awal perjalanannya dalam berkembang dan berperan di komunitas,
negara, dan dunia. Sebagai pijakan pertama, pengalaman anak di PAUD sangatlah
penting. Apabila pengalaman belajar yang mereka alami di PAUD menyenangkan dan bermakna,
maka akan terbangun rasa positif terhadap belajar yang menjadi bekal mereka
dalam melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Kualitas layanan yang
diterimanya juga menentukan apakah pengalaman tersebut berhasil mengoptimalkan
tumbuh kembang anak usia dini yang merupakan kesempatan yang tak dapat kembali.
Dokumen Capaian Pembelajaran TK PAUD ini dirancang untuk membantu pendidik
pengampu PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) memahami CP ini. Untuk itu, dokumen ini
dilengkapi dengan beberapa penjelasan dan panduan untuk berpikir reflektif
setelah membaca setiap bagian dari CP PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA).
Apa Rasional Capaian
Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) ? Penyusunan Capaian Pembelajaran di
Pendidikan Anak Usia Dini (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) atau Capaian Pembelajaran CP TK PAUD dapat dimaknai sebagai sebuah
tanggapan terhadap adanya kebutuhan untuk menguatkan peran PAUD (TK/RA/BA, KB,
SPS, TPA) sebagai fondasi jenjang pendidikan dasar. Capaian Pembelajaran
merupakan masukan kurikulum yang digunakan oleh satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS,
TPA) dalam merancang pembelajaran sehingga dapat mencapai STPPA. Capaian
Pembelajaran memberikan kerangka pembelajaran yang memandu pendidik di satuan
PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dalam memberikan stimulasi yang dibutuhkan oleh
anak usia dini.
Stimulasi dirancang dengan
cara memperkaya lingkungan yang akan menyuburkan interaksi anak dengan lingkungan
di sekitar, termasuk pendidik dan orangtua. Kurikulum berdasarkan pendekatan
konstruktivistik yang berasal dari teori Piaget dan Vygotsky juga percaya bahwa
pembelajaran perlu melibatkan anak dalam interaksi aktif antara diri dan
lingkungannya. Diharapkan proses stimulasi akan memberikan dampak yang optimal
pada peningkatan karakter, keterampilan, maupun pengetahuan anak. Stimulasi
tersebut dilakukan pada semua aspek perkembangan anak, baik dari aspek moral
dan agama, fisik motorik, emosi dan sosial, bahasa, dan kognitif melalui
kegiatan bermain. Peran guru dan orang tua pada stimulasi anak usia dini
selaras dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu guru dan orang tua berfungsi
sebagai fasilitator, mentor, dan mitra anak dalam proses perkembangannya.
Selanjutnya guru perlu bekerja sama dengan orang tua untuk memastikan
keselarasan antara pendidikan di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dan di
rumah dalam keseharian anak.
Secara umum, dapat dikatakan
stimulasi bertujuan agar anak bertumbuh kembang optimal secara holistik dan
siap bersekolah. Diharapkan mereka kelak membentuk pribadi yang dicita-citakan
dalam profil pelajar Pancasila, yaitu sebagai pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Proses
membangun pengetahuan anak terjadi ketika ia sedang bermain dan berinteraksi
dengan lingkungannya secara aktif. Proses tersebut berupa desain lingkungan
belajar yang sesuai dari satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) serta tantangan
dan dukungan yang diberikan bagi tiap anak oleh pendidik untuk memastikan anak
memperoleh kemampuan-kemampuan baru.
Bermain bagi anak usia dini
adalah belajar, yang didukung dengan masukan dari orang lain yang lebih
berpengalaman di sekitarnya (pendidik, orang tua/wali, saudara yang lebih tua,
dan sebagainya). Anak bertindak dari perilaku bermain dan model yang dicontohkan
oleh orang dewasa atau anak-anak yang lebih tua. Mereka mengajukan pertanyaan
untuk belajar lebih banyak, dan dapat dirangsang untuk belajar lebih banyak
melalui dukungan dari orang dewasa yang terlibat, atau anak-anak yang lebih tua
yang menanggapi minat anak, menjelaskan berbagai hal, mengajari mereka
kata-kata untuk berbicara tentang apa yang mereka lakukan, dan mendorong anak
untuk mengeksplorasi lebih cermat, atau berpikir lebih dalam. Bermain secara
alami dan spontan yang berasal dari ide-ide anak merupakan kegiatan belajar
yang menyenangkan yang dengan dukungan yang tepat, akan mengarah pada
pembelajaran yang lebih dalam dan bermakna bagi anak tentang diri mereka dan
dunianya. Melalui bermain, anak-anak menampilkan hal-hal yang ia ketahui
tentang dunianya yang memberikan kesempatan yang tepat bagi pendidik atau orang
tua/wali, untuk menstimulasi anak mengambil langkah berikutnya, atau mencoba
tantangan berikutnya agar mereka belajar lebih banyak. Stimulasi bermain yang
berkualitas, yang selaras dengan minat anak dan menantang secara tepat akan
memberikan kesempatan kepada anak untuk menunjukkan pengenalan tentang dirinya
sebagai anak Indonesia, dan mendemonstrasikan kemampuannya dalam
mengeksplorasi, memecahkan masalah, berpikir dan mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila. Anak tersebut akan memiliki kesadaran terhadap alam dan lingkungan,
serta tumbuh dan berkembang menjadi anak yang kreatif, bugar, sehat, serta
dapat berkomunikasi dan berekspresi dengan bahasa dan seni.
Berikut adalah sejumlah
rasional yang mendasari penyusunan Capaian Pembelajaran di jenjang PAUD
(TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) atau Capaian
Pembelajaran CP TK PAUD. Pertama, memberikan lebih banyak ruang kemerdekaan
bagi satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) untuk menetapkan kebutuhan pengajaran
dan pembelajaran. Kebutuhan belajar mengajar PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)
harus didasarkan pada kebutuhan anak. Ini membutuhkan pertimbangan kemampuan
fisik, sosial, moral, linguistik, dan kognitif anak serta penyediaan berbagai
lingkungan yang menantang dengan dukungan pendidik ke tiap anak yang memadai
untuk memastikan potensi belajar anak terwujud. Lingkungan PAUD (TK/RA/BA, KB,
SPS, TPA) perlu ramah dan dekat dengan anak agar ia merasa cukup percaya diri
untuk dapat bermain dan menjelajah di dalamnya. Ini berarti pertimbangan harus
diberikan pada konteks sosial dan budaya anak dan sumber daya yang tersedia.
Orang tua/wali juga harus dilibatkan dalam kegiatan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS,
TPA), sehingga mereka dapat mendukung pembelajaran anak tentang diri mereka
sendiri dan dunia mereka serta anak dapat memperluas eksplorasi. Pertimbangan
juga harus diberikan pada sumber daya ekonomi dan masyarakat yang mungkin
tersedia di lingkungan rumah dan satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) untuk
dapat memberikan dukungan yang memadai.
Beragamnya keadaan sosial
budaya ekonomi dan sumber daya masyarakat Indonesia adalah sinyal bahwa
penjabaran mengenai apa yang perlu dipelajari di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB,
SPS, TPA) harus tetap menyediakan ruang kemerdekaan bagi satuan pendidikan dan
ekosistemnya untuk menentukan bagaimana mereka akan menggunakan sumber dayanya
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Capaian Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB,
SPS, TPA) merupakan fase fondasi, yang artinya fase ini merupakan pijakan
pertama anak di dunia pendidikan dan tujuannya adalah memfasilitasi tumbuh
kembang anak secara optimal, yang tidak hanya siap bersekolah, namun lebih siap
menempuh perjalanannya dalam berkembang dan berperan di komunitas, negara, dan
dunia.
Selaras dengan semangat
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, Capaian Pembelajaran tidak
preskriptif (secara mengikat memberikan ketentuan baku) membatasi ragam laju
dan kebutuhan anak dalam belajar berdasarkan usia (karena anak unik dan tidak
dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya) – dan juga tidak preskriptif
membatasi rangkaian pembelajaran yang dapat dilakukan satuan.
Kedua, menguatkan transisi
PAUD-SD. Kesinambungan pembelajaran di PAUD dan sekolah dasar, adalah peran
kunci mengingat periode anak usia dini sebetulnya adalah usia 0-8 tahun
(Shonkoff et al, 2016). Capaian Pembelajaran Jenjang PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS,
TPA) berupaya untuk menempatkan kurikulum PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dan
sekolah dasar dalam satu lajur pembelajaran (learning progression) sehingga
ujung capaian kurikulum adalah titik berangkat di kelas 1 sekolah dasar,
dan terus dibangun hingga usainya fase A, di kelas 2 sekolah dasar.
Hal ini yang diharapkan akan
mendukung kesiapan bersekolah anak dalam rentang usia tersebut. Kesiapan
bersekolah dimaknai sebagai hadirnya hasil interaksi dari tiga dimensi: peserta
didik yang siap (ready children ), keluarga siap ( ready family ), dan sekolah yang
siap (ready school) (UNICEF, 2012). Sesuai dengan teori Bronfenbrenner (1979
dan 1989), ketiga dimensi ini berada dalam sebuah ekosistem besar yang dipengaruhi
oleh nilai budaya serta kerangka kebijakan yang berlaku. Kesiapan bersekolah
merupakan kondisi yang terus dibangun berdasarkan kemitraan antara satuan PAUD
(TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), keluarga, sekolah dasar kelas rendah.Komponen penting
dari kesiapan bersekolah yang dapat didukung satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS,
TPA) diantaranya adalah:
·
Kematangan emosi yang cukup untuk mengatasi
masalahnya sehari-hari.
·
Keterampilan sosial yang memadai untuk
berinteraksi sehat dengan teman sebaya.
·
Kematangan kognitif yang cukup untuk
berkonsentrasi saat bermain-belajar.
·
Pengembangan keterampilan motorik dan
perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah
secara mandiri.
Keterampilan umum ini dipelajari
di lingkungan dimana anak-anak memiliki kesempatan untuk berinteraksi, dimana
ada masalah-masalah yang perlu mereka selesaikan ketika berinteraksi dengan
teman. Pendidik juga perlu siap mendukung anak-anak untuk terlibat secara baik
dengan orang lain, menyelesaikan perselisihan secara konstruktif, dan mengelola
emosi mereka. Pendidik juga perlu mengajari anak cara mendengarkan dengan
cermat, dan memberikan stimulus untuk membangun konsentrasi dan keterampilan
mengingat anak untuk mendukung kesiapan bersekolah.
Ketiga, menguatkan
artikulasi penanaman literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa, dan seni
sejak di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA). Literasi dan matematika awal tersirat
di dalam kurikulum terdahulu namun dalam pelaksanaannya, masih ada satuan yang
menghindari penggunaan aspek pembelajaran ini ditengarai karena kekhawatiran
terjadinya schoolification (anak belajar secara klasikal di mana fokus lebih ke
muatan pembelajaran di ruangan kelas dalam waktu lama dengan kertas dan
pensil), sementara penting dalam pembelajarannya anak usia dini untuk
mengeksplorasi diri dan lingkungan.
Pengenalan pada sains,
matematika, teknologi, rekayasa, dan seni dihadirkan di PAUD (TK/RA/BA, KB,
SPS, TPA) untuk membantu anak memecahkan masalah dan berkreasi. Kemampuan
literasi dan matematika di sini tidaklah diartikansebagai keharusan membaca,
menulis, atau berhitung karena semua pendidikan di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS,
TPA) kembali pada prinsip berpusat pada kebutuhan anak. Artinya, kemampuan
literasi dan matematika adalah kemampuan dasar yang dibutuhkan anak untuk dapat
memahami dunia, serta dapat menggunakan kemampuan tersebut dalam kegiatan
sehari-harinya. Agar anak memiliki kemampuan literasi dan matematika awal dalam
makna yang luas, maka penggunaan metode drilling yang secara sempit memaknai
kemampuan ini sebagai kemampuan baca, tulis, hitung – harus dihindarkan. Hal yang
diperlukan adalah pemahaman yang meluas di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)
dan komunitas orang tua mengenai perkembangan literasi dini, matematika awal,
sains, teknologi, rekayasa, dan seni dalam PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) yang
mencakup pengembangan:
·
Kemampuan menyimak dan mengolah informasi.
·
Kemahiran berbahasa yang memadai untuk
berpartisipasi dalam percakapan sehari-hari, mengekspresikan gagasan, pendapat,
dan perasaan, menjelaskan berbagai peristiwa yang dekat dengan kehidupan anak,
mendengarkan secara efektif, dan merespons dengan tepat.
·
Kecintaan pada buku, yang dipupuk dengan
mendengarkan berbagai cerita serta teks informasi sederhana dan menarik
sehingga dapat mendorong anak untuk mengekspresikan tanggapan mereka.
·
Pengalaman langsung yang memadai dalam
menghitung di antaranya berbagai jenis jumlah kecil, menyortir objek yang
berbeda dengan cara yang berbeda, menggunakan bahasa matematika untuk
mengidentifikasi objek yang panjang, pendek, berat, ringan, penuh, kosong,
cepat, lambat, dan juga untuk menjelaskan beberapa bentuk sederhana di
lingkungan mereka; dan
·
Pengalaman yang cukup dalam mengeksplorasi
berbagai elemen lingkungan alam mereka serta alat-alat sederhana, teknologi dan
bahan konstruksi agar mereka terbiasa dan mampu menggambarkan pengalaman mereka
dan apa yang telah mereka pelajari.
Keterampilan awal ini
dikembangkan melalui kegiatan belajar-bermain dengan tetap memperhatikan
keunikan anak. Setiap anak memiliki minat yang berbeda dan tingkat keterampilan
yang berbeda, oleh karena itu pendidik perlu mengenali dan menanggapi hal ini.
Keterampilan keaksaraan awal PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) harus fokus pada
pengembangan keterampilan bahasa lisan. Anak perlu meningkatkan perbendaharaan
kata dan keterampilan berbicara serta menyimak, dengan cara terlibat dalam
percakapan dengan pendidik dan orang tua/wali. Percakapan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas bahasa lisan reseptif dan ekspresif anak.
Demikian pula, untuk
mengembangkan keterampilan matematika awal, pendidik perlu terlibat dalam
percakapan dengan setiap anak di mana mereka membantu anak untuk memahami dan
menggunakan beberapa ide dan bahasa matematika sederhana yang berlaku dalam
kegiatan bermain. Pengalaman sains, teknologi, dan kerekayasaan yang sesuai
untuk anak-anak di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) memerlukan penyediaan materi
untuk dimainkan anak agar dapat merangsang eksplorasi mereka. Setiap elemen
lingkungan alam yang menjadi bagian dari PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dapat
menjadi stimulus untuk mendorong anak berpikir secara ilmiah. Perangkat mekanis
sederhana yang dapat digunakan anak untuk bermain dengan aman, atau bahan yang
dapat digunakan untuk konstruksi memungkinkan anak untuk mengeksplorasi elemen
teknologi dan kerekayasaan.
Peran pendidik, sekali lagi,
untuk terlibat dalam percakapan empat mata dengan setiap anak, setiap hari
mencari tahu apa yang sedang dieksplorasi oleh anak, apa yang membuat mereka
penasaran dan menanyakan jenis pertanyaan yang akan mendorong anak untuk
mengeksplorasi lebih banyak dan memikirkan tentang hasilnya.
Keempat, lebih memberikan
pijakan bagi anak untuk memahami dirinya dan dunia. Hasil pembelajaran di PAUD
(TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) menekankan pentingnya untuk membantu anak-anak
memahami dan bangga akan identitas mereka, dan untuk memperkuat pemahaman
mereka tentang dunia dimulai dengan menjelajahi lingkungan sekitarnya.
Anak-anak membutuhkan kepercayaan diri dan kepercayaan pada kemampuan mereka
agar dapat secara efektif menjelajahi dan belajar tentang dunia mereka. Mereka
perlu merasa bangga terhadap dirinya sendiri, budaya asal mereka, penampilan
dan cara hidup mereka. Pendidik perlu mendukung anak-anak untuk mengembangkan
identitas yang kuat dan positif dengan menghormati dan menyambut masing-masing
keunikan anak serta latar belakang sosial dan budaya mereka.
Relevansi PAUD sangat
ditentukan oleh manfaat yang dirasakan secara konkret oleh keluarga dan anak.
Keluarga perlu melihat jejak serta dampak dari partisipasi anak-anaknya di PAUD
(Smith, 1996), karenanya tujuan dari setiap pembelajaran perlu dikaitkan dengan
pengalaman anak sehari-hari dan kontekstual (selaras dengan nilai sosial budaya
lingkungan) sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya adalah bagian dari
lingkungannya serta meningkatkan kompetensi dirinya untuk dapat berperan dalam
kegiatan sehari-hari. Capaian
Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) secara spesifik menekankan
pentingnya pendampingan anak dalam menemukan jati dirinya, serta menguatkan
pemahaman anak terhadap dunianya melalui eksplorasi terhadap lingkungan
sekitar.
Selengkapnya silahkan
download dan baca Dokumen Capaian
Pembelajaran CP TK PAUD. LINK DOWNLOAD DISINI
Buku atau Dokumen Penjelasan Lingkup Capaian Pembelajaran CP Fase Fondasi
Di atas telah disedikan link
download Capaian Pembelajaran TK PAUD selanjutnya
mari kita baca Buku atau Dokumen Penjelasan
Lingkup Capaian Pembelajaran CP Fase Fondasi. Buku Dokumen Penjelasan Lingkup Capaian
Pembelajaran Fase Fondasi ini merupakan dokumen pendukung bagi dokumen Capaian
Pembelajaran Fase Fondasi yang saat ini sudah termuat di dalam Sistem Informasi
Kurikulum Nasional (SIKN). Fungsi dari dokumen ini adalah untuk menguatkan
pemahaman pembaca mengenai lingkup materi yang tertuang di dalam Capaian
Pembelajaran Fase Fondasi. Lingkup materi yang dimaksud merujuk pada kompetensi
dan konsep pengetahuan yang terdapat dalam Capaian Pembelajaran Fase Fondasi,
yang diperuntukkan untuk pendidikan anak usia dini.
Pemahaman mengenai lingkup
dalam Capaian Pembelajaran CP Fase Fondasi
secara lebih mendalam akan membantu satuan pendidikan:
1.
Dalam mengembangkan tujuan pembelajaran yang merujuk pada Capaian Pembelajaran
2.
Dalam menyusun sendiri contoh-contoh perilaku atau kemampuan lainnya yang
teramati pada peserta didik sebagai bentuk dari indikator atau kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran.
3.
Dalam menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan
anak.
4.
Dalam penyusunan narasi kemajuan Capaian Pembelajaran peserta didik di dalam
laporan hasil belajar.
Buku
Dokumen Penjelasan Lingkup Capaian Pembelajaran CP Fase Fondasi ini
juga memuat contoh penahapan dalam penguasaan kompetensi serta konsep
pengetahuan tersebut. Penahapan disusun berdasarkan pada alur logis dalam
merunutkan suatu kompetensi dan konsep pengetahuan. Dimulai dari yang sederhana
hingga kompleks, atau konkret menjadi lebih abstrak. Informasi ini diperlukan
mengingat penjabaran subelemen di dalam Capaian Pembelajaran Fase Fondasi
adalah untuk peserta didik usia 5-6 tahun. Istilah subelemen dimaknai sebagai
ekstraksi tiap kalimat dari narasi elemen Capaian Pembelajaran. Artinya, kompetensi
dan konsep yang tertuang di dalam subelemen perlu disesuaikan dengan tahapan
perkembangan anak pada umumnya, serta laju perkembangan anak yang beragam, agar
dapat diterapkan untuk kelompok usia di bawah 5-6 tahun . Kompetensi dan konsep
pengetahuan ini juga perlu dibangun secara bertahap mulai dari kelompok usia awal,
ataupun apabila dibutuhkan, terus dibangun di kelas awal pada jenjang
pendidikan dasar.
Pemahaman mengenai tahapan dalam penguasaan kompetensi dan konsep tersebut, juga merupakan bagian dari pengetahuan profesional yang perlu dimiliki oleh setiap pendidik dalam memfasilitasi pembelajaran untuk anak usia dini di dalam kerangka kompetensi guru PAUD. Pemahaman pendidik mengenai penahapan kompetensi dan konsep pengetahuan yang ada dalam dokumen ini, merupakan cerminan dari kompetensi pendidik di dalam dimensi pengetahuan profesional yang tertuang di dalam Model Kompetensi Guru (Perdirjen no 6565 tahun 2020), khususnya pada kompetensi; 1) Kompetensi 1: Menganalisis Struktur dan Alur Pengetahuan untuk Pembelajaran dengan Indikator, yaitu pendidik mampu mengidentifikasi prasyarat yang perlu dimiliki sebelum dapat menguasai konsep yang lebih kompleks; dan 2) Kompetensi 2: Menjabarkan Tahapan Penguasaan Kompetensi Murid dengan Indikator, yaitu pendidik mampu menjabarkan tahapan dalam penguasaan kompetensi.
Contoh penahapan yang
disertakan di dalam Buku Dokumen Penjelasan
Lingkup Capaian Pembelajaran CP Fase Fondasi dapat menjadi rujukan pendidik
saat:
1.
Menyusun perencanaan di tingkat satuan, dimana proses ini meliputi penyusunan
alur tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak pada
umumnya, serta kelogisan dalam menetapkan kemampuan yang perlu dimiliki anak
sebelum ia diperkenalkan pada hal yang lebih kompleks;
2.
Melakukan asesmen awal, agar pendidik mengetahui posisi kompetensi peserta
didik, untuk selanjutnya mengembangkan strategi pengajaran di kelas berdasarkan
hasil asesmen awal.
Untuk setiap elemen, Buku Dokumen Penjelasan Lingkup Capaian
Pembelajaran CP Fase Fondasi ini memuat tiga aspek informasi: 1) pemahaman konseptual
umum mengenai lingkup materi; 2) contoh perilaku atau kemampuan; dan 3) contoh
tahapan penguasaan kompetensi dan konsep pengetahuan. Penjelasan Lingkup
Capaian Pembelajaran Fase Fondasi
Berdasarkan Keputusan Kepala
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 033/H/KR/2022 tentang Capaian
Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka, Capaian Pembelajaran untuk
Pendidikan Anak Usia Dini adalah: “Pada akhir fase fondasi, anak menunjukkan
kegemaran mempraktikkan dasar-dasar nilai agama dan budi pekerti; kebanggaan
terhadap dirinya; dasar-dasar kemampuan literasi, matematika, sains, teknologi,
rekayasa, dan seni untuk membangun sikap positif terhadap belajar dan kesiapan
untuk mengikuti pendidikan dasar.”
Capaian Pembelajaran Fase
Fondasi terdiri atas tiga elemen yang perlu dikembangkan secara terpadu, yaitu:
Elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti; Elemen Jati Diri; dan Elemen Dasar-Dasar
Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni. Bagian berikut akan
menjabarkan setiap elemen secara detil berdasarkan tiga aspek informasi yang
sudah disebutkan di atas.
Selengkapnya silahkan
download dan baca Buku Dokumen Penjelasan
Lingkup Capaian Pembelajaran CP Fase Fondasi. LINK DOWNLOAD DISINI
Rangkuman
Link Download Buku Dokumen Capaian Pembelajaran CP TK PAUD(DISINI)
Link download Buku Dokumen Penjelasan Lingkup Capaian Pembelajaran CP Fase Fondasi (DISINI)
Demikian informasi tentang Buku Capaian Pembelajaran CP TK PAUD dan Penjelasan
Lingkup Capaian Pembelajaran Fase Fondasi. Semoga ada manfaatnya