Perubahan Lingkungan, Jenis Pencemaran, Penyebab Pencemaran, dan Cara Pencegahan / Penanggulangan Pencemaran. Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh aktivitas manusia atau kejadian alam seperti letusan gunung berapi, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Perubahan lingkungan yang terjadi, baik yang dilakukan oleh manusia atau kejadian alam dapat bersifat positif, artinya bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan terjadi apabila ada perubahan dalam daur biologi atau daur biogeokimia.
Banyak ekosistem terutama yang
padat penduduknya, telah mengalami perubahan keseimbangan lingkungan yang
disebabkan oleh faktor buatan manusia seperti pencemaran Pengembalian lingkungan
yang sudah berubah merupakan pekerjaan yang sulit dan memerlukan biaya yang besar
serta waktu yang panjang. Untuk itu perlu dijaga agar kerusakan lingkungan
tidak terjadi. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan,
seperti:
1.
Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: meneban hutan secara selektif,
melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan, pangadaan taman
nasional, dan lain-lain.
2.
Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan.
3.
Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain.
4.
Tidak membuang sampah sembarangan.
5.
Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan.
Untuk mengetahui apakah
suatu lingkungan tercemar atau mengalami perubahan, dapat dilihat dari
parameter sebagai berikut:
1. Parameter Kimia
Parameter
ini meliputi kandungan karbon dioksida, tingkat keasaman, dan kadar logam-logam
berat dalam lingkungan tersebut.
2. Parameter Biokimia
Parameter
biokimia dapat dilihat dari BOD (Biologycal Oxygen Demand) atau kebutuhan
oksigen secara biologis.
3. Parameter Fisik
Dilihat
dari suhu, warna, rasa, bau, dan juga radioaktivitas pada lokasi tersebut.
4. Parameter Biologi
Parameter
biologi meliputi ada tidaknya mikroorganisme dalam wilayah tersebut. Salah satu
penyebab terjadinya perubahan Lingkungan adanya daur Biologi
Berikut ini uraian tentang jenis
pencemaran, tempat terjadi pencemaran dan cara pencegahan dan penanggulangan
pencemaran
1. Pencemaran Tanah
Gejala pencemaran tanah dapat
diketahui dari tanah yang tidak dapat digunakan untuk keperluan fisik manusia. Tanah
yang tidak dapat digunakan, misalnya tidak dapat ditanami tumbuhan, tandus dan
kurang mengandung air tanah. Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya pencemaran
tanah antara lain pembuangan bahan sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme,
seperti plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap
ke tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke
dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.
Cara pencegahan dan
penanggulangan pencemaran tanah, antara lain sebagai berikut.
1)
Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya diuraikan
lebih dahulu, misalnya dengan dibakar
2)
Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukan proses daur
ulang, seperti kaca, plastik, kaleng, dan sebagainya.
3)
Membuang sampah pada tempatnya.
4)
Penggunaan pestisida dengan dosis yang telah ditentukan.
5)
Penggunaan pupuk anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman.
Apa yang dimaksud Remidiasi,
Remediasi onsite dan offsite dan Bioremediasi
? Berikut ini pengertian Remidiasi, Remediasi onsite dan offsite dan Bioremediasi
1) Remidiasi
Kegiatan
untuk membersihkan permukaan tanah dikenal dengan remediasi. Sebelum melakukan
remediasi, hal yang perlu diketahui:
a)
Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak,berbahaya atau
tidak.
b)
Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
c)
Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).
d)
Jenis tanah.
e)
Kondisi tanah (basah, kering).
2) Remediasi
onsite dan offsite
Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in situ (atau on site) dan ex situ (atau off site).
Pembersihan on site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah
dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian
dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak
atau tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak atau tangki
tersebut.
3) Bioremediasi
Bioremediasi
merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme
(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida
dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan
air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan
oksigen. Contoh Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh sampah atau Pencemaran
tanah disebabkan oleh pestisida
2. Pencemaran air
Pencemaran air dapat diketahui
dari perubahan warna, bau, serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian
atau seluruhnya. Bahan polutan yang dapat menyebabkan polusi air antara lain
limbah pabrik,detergen, pestisida, minyak, dan bahan organik yang berupa
sisa-sisa organisme yang mengalami pembusukan. Untuk mengetahui tingkat
pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya kandungan O2 yang terlarut. Ada 2
cara yang digunakan untuk menentukan kadar oksigen dalam air, yaitu secara
kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand). Makin
besar harga BOD makin tinggi pula tingkat pencemarannya.
Cara pencegahan dan
penanggulangan dapat dilakukan sebagai berikut:
1)
Cara pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada.
2)
Sisa air buangan pabrik dinetralkan lebih dahulu sebelum dibuang ke sungai.
3)
Pembuangan air limbah pabrik tidak boleh melalui daerah pemukiman penduduk.
4)
Setiap rumah hendaknya membuat septi tank yang baik.
Contoh pencemaran air dapat
disebabkan oleh sampah, pencemaran air dapat disebabkan oleh kadar BOD yang
tinggi, pencemaran air dapat disebabkan oleh tumpahan minyak.
3. Pencemaran udara
Pencemaran udara dapat
bersumber dari manusia atau dapat berasal dari alam. Pencemaran oleh alam,
misalnya letusan gunung berapi yang mengeluarkan debu, gas CO, SO2,
dan H2S. Partikel-partikel zat padat yang mencemari udara di antaranya
berupa debu, jelaga, dan partikel logam. Partikel logam yang paling banyak menyebabkan
pencemaran adalah Pb yang berasal dari pembakaran bensin yang mengandung TEL (tetraethyl
timbel). Adanya pencemaran udara ditunjukkan oleh adanya gangguan pada makhluk
hidup yang berupa kesukaran bernapas, batuk, sakit tenggorokan, mata pedih,
serta daun-daun yang menguning pada tanaman. Zat-zat lain yang umumnya
mencemari lingkungan, antara lain:
1)
Oksida karbon (CO dan CO2) dapat mengganggu pernapasan, tekanan
darah, saraf, dan mengikat Hb sehingga sel kekurangan O2
2)
Oksida sulfur (SO2 dan SO3) dapat merusak selaput lendir
hidung dan tenggorokan.
3)
Oksida nitrogen (NO dan NO2) dapat menimbulkan kanker.
4)
Hidrokarbon (CH4 dan C4H10), menyebabkan
kerusakan saraf pusat.
5)
Ozon (O3) menyebabkan bronkithis dan dapat mengoksidasi lipida.
Cara pencegahan dan penanggulangan
terhadap pencemaran udara, antara lain sebagai berikut.
1)
Perlu dibatasi penggunaan bahan bakar yang menghasilkan CO.
2)
Menerapkan program penghijauan di kota-kota untuk mengurangi tingkat
pencemaran.
3)
Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan pada tanah yang
kurang produktif.
4)
Gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum dikeluarkan ke udara
bebas.
Konsentrasi karbon dioksida
yang berasal dari sisa pembakaran, asap kendaraan, dan asap pabrik dapat menimbulkan
efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca dapat mengakibatkan:
1)
Adanya pemanasan global yang mengakibatkan naiknya suhu di bumi.
2)
Mencairnya es yang ada di kutub, sehingga mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
3)
Tenggelamnya daratan (pulau) sebagai akibat dari mencairnya es di kutub.
4. Pencemaran suara
Polusi suara disebabkan oleh
suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio, atau
tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran. Contoh
pencemaran suara adalah Suara pesawat terbang yang sedang lepas landas atau
mendarat.
Macam-macam Pencemaran
Menurut Bahan Pencemarnya
a.
Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa zat
radioaktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik, pestisida,
detergen, dan minyak.
b.
Pencemaran biologi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa
mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella
thyposa.
c.
Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa
kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
Berikut ini cara Pencegahan
Pencemaran
Pada dasarnya ada tiga cara yang
dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan, yaitu:
1. Secara Administratif
Upaya
pencegahan pencemaran lingkungan secara administrative adalah pencegahan
pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan
kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah
dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup
yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982.
Dengan adanya AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang
lainnya.
2. Secara Teknologis
Cara
ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah
sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah
limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi
lingkungan.
3. Secara Edukatif
Cara
ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya lingkungan
dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan melalui
jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.
Jenis Limbah dan
Pemanfaatannya.
Seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk, maka kebutuhan manusia juga semakin meningkat sehingga jumlah sampah yang
dihasilkan juga semakin tinggi. Limbah yang langsung dibuang ke lingkungan
tanpa diolah terlebih dulu dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Secara
biologis, limbah dapat dibagi menjadi:
1. Limbah yang Dapat
Diuraikan (Biodegradable)
Limbah
jenis ini adalah limbah yang dapat diuraikan atau didekomposisi, baik secara
alamiah yang dilakukan oleh decomposer (bakteri dan jamur) ataupun yang
disengaja oleh manusia, contohnya adalah limbah rumah tangga, kotoran hewan,
daun, dan ranting.
2. Limbah yang Tak Dapat
Diuraikan (Nonbiodegradable)
Adalah
limbah yang tidak dapat diuraikan secara alamiah oleh dekomposer. Keberadaan limbah
jenis ini di alam sangat membahayakan, contohnya adalah timbal (Pb), merkuri,
dan plastik.
Untuk menanggulangi menumpuknya
sampah tersebut maka diperlukan upaya untuk dapat menanggulangi hal tersebut.
Pemanfaatan limbah dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu dengan proses daur
ulang menjadi produk tertentu yang bermanfaat dan tanpa daur ulang.
1. Melalui Daur Ulang
Baik
limbah organik (yang berasal dari sisa makhluk hidup) maupun sampah anorganik
(dari bahan-bahan tak hidup atau bahan sintetis) dapat dimanfaatkan menjadi suatu
produk yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Contoh proses daur ulang bisa di
bakar dengan insinerator atau bisa dibuat kompos
2. Tanpa Daur Ulang
Selain
melalui daur ulang, sampah juga bisa langsung dimanfaatkan tanpa daur ulang.
Contohnya adalah pemanfaatan ban-ban bekas yang dijadikan perabot ( meja,
kursi, dan pot ), serbuk gergaji sebagai media penanaman jamur, botol, dan
kaleng yang dapat digunakan untuk pot.
Demikian materi tentang Perubahan Lingkungan, Jenis Pencemaran,
Penyebab Pencemaran, dan Cara Pencegahan / Penanggulangan Pencemaran. Semoga
ada manfaatnya.
Terima kasih, informasi sangat bermanfaat. Kami menunggu update informasi lainnya.