Juru Bicara Pemerintah untuk
COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa para tenaga kesehatan baik dokter,
perawat, farmasi, hingga ahli laboratorium telah berjuang mati-matian untuk
menangani pandemi COVID-19 di Tanah Air.
Dalam berbagai kesempatan,
seperti ketika mengunjungi Rumah Sakit Darurat COVID-19 di Wisma Atlet
Kemayoran, Yuri telah melihat sendiri bagaimana para tenaga kesehatan bekerja
tanpa mengenal lelah. Tentunya hal itu semata-mata hanya untuk memerangi pandemi
yang disebabkan oleh virus corona jenis baru.
"Beberapa hari yang
lalu, saya mengunjungi Rumah Sakit Darurat COVID di Wisma Atlet. Kita lihat
bagaimana saudara-saudara kita, tenaga kesehatan di sana bekerja tanpa mengenal
lelah,” ungkap Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19,
Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Senin (25/5).
Kemudian, ketika mengunjungi
Balai Besar Tekonologi Kesehatan Lingkungan di Jakarta, pria yang juga menjabat
sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian
Kesehatan RI itu hadir dan menyaksikan sendiri bagaimana para ahli teknologi
laboratorium medik bekerja secara bergiliran selama 24 jam tanpa henti demi
menyelesaikan permasalahan negeri.
“Saya melihat bagaimana
teman-teman ahli teknologi laboratorium medik yang terhimpun di Persatuan Ahli
Teknologi Laboratorium Medik Indonesia, Patelki, bekerja nonstop dengan shift
mulai jam 9 pagi sampai jam 3 sore, salah satunya, dan nanti akan dilanjutkan
oleh berikutnya demikian seterusnya 24 jam,” jelas Yuri
Tak hanya itu. Yuri juga
melihat bagaimana para tenaga medis itu harus bekerja berhadapan virus
mematikan selama enam jam, dengan balutan Alat Pelindung Diri (APD) yang
melekat pada tubuhnya, sehingga untuk makan dan minum hingga buang air saja
harus mereka tahan.
“(Mereka) Harus berhadapan
langsung dengan virus selama 6 jam, dengan menahan keinginan untuk ke kamar
kecil, menahan keinginan untuk minum, untuk makan, dan seterusnya nonstop,”
kata Yuri.
Tentunya Yuri sangat
berterima kasih dan menaruh hormat kepada mereka, para tenaga kesehatan yang
senantiasa mengorbankan waktu, energi, tenaga, keringatnya dan mendedikasikan
pengetahuannya untuk sesama.
"Kami hormat dan
berterima kasih atas dedikasi rekan-rekan sekalian dari Persatuan Ahli
Teknologi Laboratorium Medik Indonesia. Karena Anda memiliki peran yang luar
biasa di dalam kaitan dengan penanganan COVID-19 ini. Ini yang harus kita
apresiasi, dan kita yakini mereka adalah pekerja yang profesional, yang tidak
mengenal hari libur, yang terus melayani kita semuanya,” ungkap Yuri.
Oleh sebab itu, Yuri
mengimbau kepada masyarakat untuk mulai memperbaiki perilaku, mengubah
pandangan dan menjaga diri, serta selalu mematuhi aturan dari pemerintah untuk
selalu menegakkan protokol kesehatan. Sebab, hanya itu yang dapat menjadi cara
untuk memutus rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, sekaligus
meringankan beban para tenaga kesehatan.
“Mari kita betul-betul mampu
mengubah diri, menjaga diri, agar kasus tidak semakin banyak,” tutur Yuri.
Dalam berbagai kesempatan,
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo juga selalu
menekankan bahwa benteng pertahanan terakhir adalah para tenaga kesehatan, dan
yang menjadi garda terdepan adalah masyarakat.
“Selalu saya sampaikan bahwa
tenaga medis adalah benteng pertahanan paling akhir untuk menangani COVID-19.
Dalam hal ini, garda terdepan adalah masyarakat,” kata Doni.
Oleh sebab itu, Doni yang
juga selaku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu mengimbau
agar masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya memutus rantai penyebaran
COVID-19 dengan mentaati aturan yang dianjurkan pemerintah.
“Masyarakat sangat memegang
peran penting dan menjadi kunci keberhasilan dari upaya memutus penyebaran COVID-19
di Tanah Air,” pungkas Doni.