Pengertian dan Makna Kedisiplinan |
Pada posting ini kita akan mempelajari Pengertian, Makna dan Urgensi Disiplin / Kedisiplinan. Disiplin sangat penting artinya bagi peserta didik. Karena itu, ia harus ditanamkan secara terus-menerus kepada peserta didik. Jika disiplin ditanamkan secara terus menerus, maka disiplin tersebut akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik. Orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak disiplin.
Pengertian Kedisplinan dan makna kedisiplinan. Apa yang dimaksud dengan disiplin?
Banyak para ahli yang memberikan pengertian sesuai dengan sudut pandang
mereka. The Liang Gie (1972) memberikan pengertian disiplin sebagai berikut:
“Disiplin
adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu
organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang
hati”.
Good’s (1959) dalam Dictionary of
Education mengartikan disiplin sebagai berikut:
a.
Proses atau hasil pengarahan atau
pengendalikan keinginan, dorongan atau kepentingan guna mencapai maksud atau
untuk mencapai tindakan yang lebih sangkil.
b.
Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif
dan diarahkan sendiri, meskipun menghadapi rintangan.
c.
Pengendalian perilaku secara langsung dan
otoriter dengan hukuman atau hadiah.
d.
Pengekangan dorongan dengan cara yang tak
nyaman dan bahkan menyakitkan.
Webster’s New World
Dictionary (1959)
membeikan batasan disiplin sebagai: Latihan untuk mengendalikan diri, karakter
dan keadaan secara tertib dan efisien.
Berdasarkan pengertian-pengertian
tersebut kiranya jelas, bahwa disiplin adalah suatu keadaan di mana sesuatu itu
berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta tidak ada suatu
pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung atau tidak langsung.
Adapun pengertian disiplin peserta
didik adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik
di sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara
lansung maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah
secara keseluruhan.
Ada tiga macam disiplin. Pertama,
disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Menurut kacamata konsep
ini, peserta didik di sekolah dikatakan mempunyai disiplin tinggi manakala mau
duduk tenang sambil memperhatikan uraian guru ketika sedang mengajar. Peserta
didik diharuskan mengiyakan saja terhadap apa yang dikehendaki guru, dan tidak
boleh membantah. Dengan demikian, guru bebas memberikan tekanan kepada peserta
didik, dan memang harus menekan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik
takut dan terpaksa mengikuti apa yang diingini oleh guru.
Kedua, disiplin yang dibangun
berdasarkan konsep permissive. Menurut konsep ini, peserta didik
haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas dan sekolah.
Aturan-aturan di sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada peserta
didik. Peserta didik dibiarkan berbuat apa saja sepanjang itu menurutnya baik.
Konsep permissive ini merupakan anti
tesa dari konsep autoritarian. Keduanya sama-sama berada dalam kutub ekstrim.
Ketiga, disiplin yang dibangun
berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali atau kebebasan yang bertanggung
jawab. Disiplin demikian, memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada peserta
didik untuk berbuat apa saja, tetapi konsekuensi dari perbuatan itu, haruslah
ia tanggung. Karena ia yang menabur, maka ialah yang menuai. Konsep ini
merupakan konvergensi dari konsep otoritarian dan permissive di atas.
Menurut konsep kebebasan terkendali
ini, peserta didik memang diberi kebebasan, asal yang bersangkutan tidak
menyalahgunakan kebebasan yang diberikan. Sebab tidak ada kebebasan mutlak di
dunia ini, termasuk di negara liberal sekalipun. Ada batas-batas tertentu yang
harus diikuti oleh seseorang dalam kerangka kehidupan bermasyarakat, termasuk
juga kehidupan bermasyarakat dalam setting sekolah. Bahkan pendamba kebebasan
mutlak pun, sebenarnya akan terbatasi oleh kebebasan itu sendiri.
Kebebasan jenis ketiga ini juga lazim
dikenal dengan kebebasan terbimbing. Terbimbing karena dalam menerapkan
kebebasan tersebut, diaksentuasikan kepada hal-hal yang konstruktif. Manakala
arah tersebut berbalik atau berbelok ke hal-hal yang destruktif, maka dibimbing
kembali ke arah yang konstruktif.
Berdasarkan tiga konsep disiplin
tersebut, kemudian dikemukakan teknik-teknik alternatif pembinaan disiplin
peserta didik. Pertama, dinamai dengan teknik external control, ialah
suatu teknik di mana disiplin peserta didik haruslah dikendalikan dari luar
peserta didik. Teknik ini meyakini kebenaran akan teori X, yang mempunyai
asumsi-asumsi tak baik mengenai manusia. Karena tak baik, mereka senantiasa
diawasi dan dikontrol terus, agar tidak terjerembab ke dalam kegiatan-kegiatan
yang destruktif dan tidak produktif. Menurut teknik external control ini,
peserta didik harus terus menerus didisiplinkan, dan kalau perlu ditakuti
dengan ancaman dan ditawari dengan ganjaran. Ancaman diberikan kepada peserta
didik yang tidak disiplin, sementara ganjaran diberikan kepada peserta didik
yang mempunyai disiplin tinggi.
Kedua, dinamainya dengan teknik inner
control atau internal control. Teknik ini merupakan kebalikan dari
teknik di atas. Teknik ini mengupayakan agar peserta didik dapat mendisiplinkan
dari mereka sendiri. Peserta didik disadarkan akan arti pentingnya disiplin.
Sesudah sadar, ia akan mawas diri dan berusaha mendisiplinkan diri sendiri.
Jika teknik ini dapat dikembangkan dengan baik, maka akan mempunyai kekuatan
yang lebih hebat dibandingkan dengan teknik external control.
Jika teknik inner control ini
yang dipilih oleh guru, maka guru haruslah bisa menjadi teladan dalam hal
kedisiplinan. Sebab, guru tidak akan dapat mendisiplinkan peserta didiknya,
tanpa ia sendiri harus berdisiplin. Guru harus sudah punya self control
dan inner control yang baik.
Ketiga, adalah teknik cooperatit
control. Menurut teknik ini, antara pendidik dan peserta didik harus saling
bekerjasama dengan baik dalam menegakkan disiplin. Guru dan peserta didik
lazimnya membuat semacam kontrak perjanjian yang berisi aturan-aturan
kedisiplinan yang harus ditaati bersama-sama. Sangsi atas pelanggaran disiplin
juga ditaati dan dibuat bersama.