a. Pengertian
Minat
Keberhasilan proses kegiatan belajar dan
pembelajaran, selain dipengaruhi oleh faktor guru juga dipengaruhi oleh faktor siswa
itu sendiri. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dapat
mengindikasikan akan ketertarikan siswa
tersebut terhadap pembelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pembelajaran tersebut.
Ketertarikan siswa inilah yang sering
dikenal dengan istilah minat.
Sardiman (2011:76) menyatakan bahwa.“Minat
diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat
ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang
dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang
dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini
menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang
(bisanya disertai dengan perasaan senang), karena merasa ada kepentingan dengan
sesuatu itu”.
Pendapat ini memberikan pengertian, bahwa
minat merupakan suatu kondisi yang mencerminkan adanya hubungan antara sesuatu
yang diamati atau dialami dengan keinginan atau kebutuhan sendiri, dengan kata
lain ada kecenderungan apa yang dilihat dan diamati seseorang merupakan sesuatu
yang berhubungan dengan keinginan dan kebutuhannya.
Sementara itu Hurlock (Prasetyono, 2008: 54),
menyatakan bahwa minat
merupakan sumber motivasi, dalam artian
minat merupakan sumber
motivasi untuk melakukan apa yang mereka inginkan
bila mereka bebas
memilih.
Sedangkan menurut Syah (2005:136), minat
adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto, (2010: 180) yang
menyatakan bahwa minat merupakan rasa
lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu
hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Dalam konteks ini, minat erat
kaitannya dengan perasaan
senang atau terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat
kepada sesuatu berarti orang tersebut bersikap senang kepada sesuatu.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa minat adalah suatu ketertarikan terhadap suatu objek
yang kemudian mendorong individu untuk
mempelajari dan menekuni segala hal yang
berkaitan dengan minatnya tersebut.
b. Faktor
yang Memengaruhi Minat
Minat
tidak akan timbul, tumbuh atau berkembang, dan
berubah tanpa ada
interaksi manusia terhadap objek
tertentu. Hal tersebut mengandung arti
bahwa minat terbentuk dalam
hubungan dengan suatu objek.
Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu
hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu yang
ada di luar
dirinya. Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut,
maka semakin besar minat.
Beberapa ahli pendidikan berpendapat, bahwa
cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru
adalah dengan menggunakan minat-minat yang telah ada. Hal tersebut, dikemukakan
oleh Tanner dan Tanner (Slameto, 2010:138) bahwa agar para pelajar berusaha
membentuk minat-minat baru dapat dicapai dengan memberikan informasi pada siswa
mengenai hubungan antara satu bahan pembelajaran yang akan diberikan dengan
bahan pembelajaran yang lalu, menguraikan kegunaan pembelajaran tersebut bagi siswa
di masa yang akan datang.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada
dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang
diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu, proses ini
berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu memengaruhi
dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhannya. Bila siswa
menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan
yang dianggapnya penting, dan jika siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman
belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan
berminat.
Minat seseorang terhadap pelajaran dan proses
pembelajaran tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor
yang dapat memengaruhi munculnya minat. Salah satu faktor yang dapat membangkitkan
dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan
pembelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan
pembelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa. Oleh karena itu
bila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
c. Minat
Membaca dan Faktor yang memengaruhinya
Minat baca adalah keinginan untuk memahami
dan menguasai bahan bacaan untuk menambah kompetensi diri. Minat baca menjadi
acuan atau konsep dasar ketika ingin menguasai dan memahami bacaan.
Menurut Rahim (2008: 28), minat baca adalah
keinginan yang kuat disertai usaha-usaha
seseorang untuk membaca.
Seseorang yang mempunyai minat
membaca yang kuat
akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk
mendapat bahan bacaan
dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.
Minat
membaca pada siswa
tidak muncul begitu
saja, tetapi melalui proses yang
panjang dan tahapan perubahan
yang muncul secara
teratur dan berkesinambungan. Seperti halnya telah penulis uraikan di atas
bahwa minat adalah suatu
rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan
pada suatu kegiatan atau
aktivitas yang ditunjukkan
dengan keinginan atau kecenderungan untuk
memperhatikan aktivitas tersebut
tanpa ada yang menyuruh, dilakukan
dengan kesadarannya dan
diikuti dengan rasa senang.
Menurut Tarigan (2008:106) ada dua faktor
yang memengaruhi minat baca. Faktor pertama adalah faktor penyediaan waktu
untuk membaca. Faktor kedua adalah pemilihan bacaan yang baik, ditinjau dari norma-norma kekritisan yang
mencakup norma-norma estetik, sastra, dan moral. Dari beberapa definisi di atas
dan faktor-faktor yang memengaruhi minat baca dapat disimpulkan bahwa minat baca terdiri dari
beberapa dimensi. Dimensi minat baca tersebut seperti perasaan, keinginan, rasa
ingin tahu, pengetahuan, waktu dan pemilihan bacaan
Dari
pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa
minat membaca adalah suatu
rasa lebih suka
dan rasa lebih
ketertarikan pada kegiatan
penafsiran yang bermakna
terhadap bahasa tulis
(membaca) yang ditunjukkan dengan
keinginan, kecenderungan untuk
memperhatikan aktivitas
tersebut tanpa ada
yang menyuruh atau
dilakukan dengan
kesadarannya, diikuti dengan
rasa senang serta
adanya usaha-usaha seseorang
untuk membaca tersebut dilakukan karena adanya motivasi dari dalam diri.
Seseorang yang mempunyai
minat membaca yang
kuat akan diwujudkan dalam
kesediaannya untuk mendapat
bahan bacaan dan kemudian
membacanya atas kesadarannya
sendiri sehingga diperoleh makna yang tepat menuju pemahaman
yang dapat diukur.
d. Indikator
Minat Baca Siswa
Membaca
sangat penting bagi
kehidupan manusia. Akan
tetapi, kenyataanya bahwa banyak
orang termasuk siswa SMP belum menjadikan
membaca sebagai suatu
kebiasaan. Hal itu
dikarenakan mereka belum
menjadikan membaca sebagai suatu kebutuhan
atau budaya. Minat membaca tidak hadir dengan sendirinya tetapi
terdapat beberapa faktor
yang memengaruhi minat membaca.
Seorang siswa yang memiliki minat baca akan
memusatkan perhatian lebih banyak kepada kegiatan membaca daripada yang lain.
Pemusatan perhatian yang intensif akan memungkinkan siswa lebih giat dalam
mambaca dan mencapai apa yang diinginkan. Minat membaca merupakan bentuk perhatian atau ketertarikan
berlebih terhadap kegiatan membaca yang mendorong seseorang meluangkan banyak
waktu untuk membaca. Selain itu, minat baca juga ditandai dengan rasa suka
terhadap kebiasan mambaca. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto Djaali
(2011:121) bahwa minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan
pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada
yang menyuruh.
Berdasar pada uraian di atas, indikator minat
baca dalam penelitian ini meliputi aspek perhatian, perasaan, dan respon.
Perhatian terkait dengan frekuensi, waktu luang, dan jumlah buku yang dibaca.
Perasaan terkait dengan perasaan senang terhadap kebiasaan bacaan, sedangkan
respon berkaitan dengan tanggapan atau kepuasan setelah membaca.