Ilmu bukan sekadar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori
yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut
filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu merupakan kemampuan yang diberikan
kepada manusia yang membedakannya dengan makluk tuhan lainya seperti tumbuhan
dan hewan. Denagan ilmu kita dapat melakukan, membuat, menciptakan sesuatu yang
membawa perbedaan yang lebih baik bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan
dimengerti sebagai pengetahuan yang diatur secara sistematis dan
langkah-langkah pencapaianya dipertanggungjawabkan secara teoretis.
Sehingga ilmu pengetahun sangat
diperlukan bagi setiap manusia untuk mencapai kemajuan dan perkembangan
kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas
lebih mendalam tentang ilmu pengetahuan serta ukuran kebenaran dalam makalah
ini.
Definisi
Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan diambil dari kata
bahasa Inggris sciene, yang berasal dari bahasa latinscientia dari
bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, meengetahui.
Pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu mengalami perluasan arti sehingga
menunjuk pada segenap pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala
yang ingin dimengerti manusia.
Pengertian ilmu pengetahuan adalah
sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam
bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan
mengingat tentang sesuatu. dalam kata lain dapat kita ketahui definisi arti
ilmu yaitu sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan memahami benda-benda
maupun peristiwa.
The Liang Gie (1987) (dalam Surajiyo,
2010) memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang
mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional
empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan
sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.
Ciri-ciri
Ilmu Pengetahuan
Ciri persoalan pengetahuan ilmiah
antara lain adalah persoalan dalam ilmu itu penting untuk segera dipecahkan
dengan maksud untuk memperoleh jawaban. Dengan memiliki persoalan keilmuwan
pada dasarnya masalah yang terkandung dalam ilmu adalah selalu harus merupakan
suatu problema yang telah diketahui atau yang ingin diketahuinya, kemudian ada
suatu penelaahan dan penelitian agar dapat diperoleh kejelasan dengan
mengunakan metode yang relevan untuk mencapai kebenaran yang cocok dengan
keadaan yang sesungguhnya. (Abbas Hamami Mintaredja,1980)(dalam Surajiyo,
2010).
Ilmu pengetahuan atau pengetahuan
ilmiah menurut The Liang Gie (1987) (dalam Surajiyo, 2010) mempunyai lima ciri
pokok antara lain:
- Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.
- Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur;
- Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi;
- Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya kedala bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu;
- Verifikatif, dapat diperiksa kebenaranya oleh siapapun juga.
- Adapun Van Melsen (1985) (dalam Surajiyo, 2010) mengemukakan ada delapan ciri yang menandai ilmu, yaitu sebgai berikut:
- Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus (susunan logis).
- Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tangung jawab ilmuwan.
- Universal ilmu pengetahuan.
- Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh object dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka subjektif.
- Ilmu pengetahuan harus dapat di verifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan.
- Progresivitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung pertanyaan baru dan menimbulkan problem baru lagi.
- Kritis, artinya tidak ada teori yang definitif, setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru.
- Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan praktis.
Mohamad Hatta (dalam Surajiyo, 2010),
mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum
kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut
kedudukanya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
Berdasarkan ciri pokok di atas, ilmu
harus memiliki sifat ilmiah. Sifat ilmiah dalam ilmu dapat diwujudkan, apabila dipenuhi
syarat-syarat yang intinya adalah:
Ilmu harus menpunyai objek, ini berarti
bahwa kebenaran yang hendak diungkapkan dan dicapai adalah persesuaian antara
pengetahuan dan objeknya.
Ilmu harus mempunyai metode, ini
berarti bahwa untuk mencapai kebenaran yang objektif, ilmu tidak dapat bekerja
tanpa metode yang rapi.
Ilmu harus sistematik, ini berarti
bahwa dalam memberikan pengalaman, objeknya dipadukan secara harmonis sebagai
suatu kesatuan yang teratur.
Ilmu bersifat universal, yaitu
kebenaran yang diungkapkan oleh ilmu tidak mengenai sesuatu yang bersifat
khusus, melainkan kebenaran berlaku umum. (Hartono Kasmadi,dkk, 1990, hlm 8-9)
(dalam Surajiyo, 2010).
Jenis
Pengetahuan
Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu
Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta (dalam Surajiyo, 2010) ada empat jenis
pengetahuan, yakni:
- Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu dimana orang itu menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu biru karena memang itu biru, dan juga benda itu dingin karena memang dirasakan dingin, dan sebagainya.
- Pengetahuan ilmiah, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam. Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secar objektif, tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makana terhadap dunia factual.
- Pengetahuan Filsafat,yaitu pengetahuan yang diperoleh dari suatu pemikiran. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis.
- Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan lewat Rasul-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan ini mengandung hal-hal yang pokok yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan Tuhan dan cara berhubungan dengan sesama manusia. Dan yang lebih penting dari pengetahuan ini disamping informasi tentang Tuhan, juga informasi tentang hari Akhir.