Bagi Anda orangtua yang
memiliki anak berusia di bawah 11 tahun, tentunya pernah mendengar berbagai
macam pertanyaan ajaib seperti: "Berapa jumlah bintang di langit?",
"Mengapa harus makan?" atau "Mengapa langit berwarna biru?".
Jangan khawatir, Anda tak sendirian. Bukan hanya Anda sebagai orangtua yang
menerima pertanyaan-pertanyaan semacam itu.
Survei yang dihelat The Read
On, Get On literacy campaign, menyatakan bahwa anak-anak di bawah usia 11
tahun umumnya bertanya delapan kali dalam satu hari. Tak jarang orangtua merasa
kebingungan dan tak mampu menjawab pertanyaan anak-anaknya.
Sebanyak 47 persen orangtua
menyatakan bahwa anaknya makin sering bertanya saat berada di perjalanan darat
yang memakan waktu lama. Jawaban tersulit yang ditanyakan oleh anak-anaknya
menurut orangtua adalah: "Apa yang terjadi setelah kita meninggal?"
dan "Berapa lama lagi kita akan sampai".
Pertanyaan lainnya yang
seringkali dilontarkan oleh anak yang menunggu kelahiran saudara seperti:
"Dari mana bayi berasal?" juga membuat orangtua menjadi kebingungan
mencari jawabannya.
Sebanyak 26 persen orangtua
mengatakan mereka dapat dengan cepat menjawab pertanyaan "ajaib"
anaknya dengan bantuan kreativitas, sedangkan sebanyak 48 persen orangtua
merasa memerlukan waktu untuk menjawab pertanyaan anaknya tersebut.
Terapis bahasa, Kate Freeman
mengatakan bahwa pertanyaan yang dilontarkan oleh anak-anak saat itu merupakan
bagian dari perkembangan diri mereka yang cukup krusial. "Jika anak tak
memiliki kemampuan bahasa yang kuat di usia lima tahun, mereka dapat tertinggal
saat memulai pelajaran di sekolah dan berjuang keras untuk belajar
membaca," jelasnya.
Untuk itu, Freeman
mengatakan sangat penting bagi orang dewasa untuk menjawab pertanyaan anaknya,
untuk membantu pekembangan bahasa sekaligus mempersiapkan anak sebelum memasuki
jenjang pendidikan."Jadi mulai saat ini, tak ada alasan lagi untuk tak
menjawab pertanyaan dari anak-anak apalagi malah memarahi mereka," tukas
Freeman.