Menulis adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa
yang mempunyai tujuan menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan.
Menulis atau mengarang merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain (Tarigan, 1991:3).
Selanjutnya Nugiantoro (1999:271) mengemukakan tugas
menulis memberikan kesempatan pada siswa tidak saja untuk menggunakan bahasa
secara tepat, melainkan juga memikirkan gagasan yang digunakannya. Menulis
merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif untuk mengungkapkan ide,
pikiran, gagasan dan pengetahuan. Dalam kegiatan menulis , penulis haruslah
terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Disebut sebagai
kegiatan produktif karena kegiatan menulis menghasilkan tulisan, dan disebut
sebagai kegiatan yang ekspresif karena kegiatan menulis adalah kegiatan
yang mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan pengetahuan penulis kepada
pembaca (Tarigan 1991:3-4). Sejalan
dengan itu, Hernacki dan Porter (dikutip Tarigan, 1991:17) mengemukakan menulis
adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional)
dan otak kiri (logika).
Linse (2006:101) menyatakan menulis harus lebih
ditekankan pada kepasihan, sama seperti pada berbicara. Seorang guru harus bisa
menyeimbangkan pentingnya proses dan hasil. Menulis juga pada dasarnya
merupakan tindakan menggunakan grafik yang merupakan kombinasi huruf-huruf.
Namun menulis sebenarnya adalah memproduksi ide, pikiran yang dituangkan dalam
bahasa tulis (grafis) untuk pembaca, artinya menulis merupakan penggunaan
bahasa tulis untuk mengemukakan ide dan pikiran untuk pembaca (Byrne, 1998:1). Dikatakan Syafi’i (1988:167), menulis merupakan
konsentrasi pikiran, perasaan, dan kemampuan kita. Ur ( 2000) mengemukakan pengajaran menulis
adalah to teach the student how to
express ideas, and convey a message to the reader, ini berarti mengajarkan
menulis menekankan kepada siswa bahwa apa yang kita tulis harus bisa diterima
seperti apa yang kita pikirkan, dengan kata lain menulis itu harus hati-hati
dan berurutan dengan kaidah yang benar.
Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah keterampilan yang paling kompleks,
karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut
pengalaman, waktu, latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk
mengungkapkan sesuatu dalam bentuk
bahasa tulis.
Gebhard (1996:226) menjelaskan bahwa menulis adalah seluruh proses menulis bebas, menyusun kata-kata, merevisi dan mengedit. Mengajar menulis berarti mengajarkan seluruh aspek-aspek tersebut. Sehubungan dengan aspek tersebut, guru yang mengajarkan menulis harus meperkenalkan kepada murid seluruh proses menulis tersebut. Hal ini sangat penting untuk diketahui oleh murid, agar tidak terjadi kesalahan dalam menulis.
Dalam hubungannya dengan aspek-aspek menulis tersebut, guru harus memberikan umpan balik untuk menyakinkan bahwa murid-murid telah melalui aspek-aspek tersebut tahap demi tahap. Celce (2001:227), memberikan dua alternatif umpan balik untuk guru-guru dalam menulis. Umpan balik pertama disebut umpan balik lisan guru. Bentuk ini dapat menghindarkan guru dari kesalahpahaman yang mungkin terjadi selama proses menulis. Umpan balik kedua disebut respon pasangan. Umpan balik ini berupa murid yang dapat memberi masukan terhadap tulisan teman-temannya yang lain. Terlebih dari itu mereka dapat mengkritik tulisan teman-temannya secara lisan maupun tertulis.
Pengertian
Laporan
Keraf
(1999:284) laporan adalah suatu cara komunikasi di mana penulis menyampaikan
informasi kepada sesorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya. Wiyasa (1996:216) laporan adalah penyampaian informasi
dari seorang petugas atau pejabat kepada petugas atau pejabat lain dalam suatu
sistem administrasi, sedangkan Eva Nurvianti
dalam Lumbanbatu (1998:51) menyatakan bahwa laporan adalah suatu dokumen yang
memuat informasi tertentu yang telah dilaporkan dan disusun.
Dari ketiga
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa laporan adalah keterangan sesuatu dari
hasil kegiatan atau pengamatan. Laporan dibuat sesuai dengan kerangka yang
telah disusun sebelumnya. Kerangka tersebut dikembangkan sehingga menjadi
laporan yang utuh.
Bentuk
Laporan
Dari segi bentuk laporan,
menurut Keraf (1999:290) terdiri dari tiga jenis yaitu, (1) laporan
berbentuk memo, (2) laporan berbentuk surat, dan (3) laporan berbentuk artikel.
Laporan berbentuk memo digunakan apabila isi laporan
pendek. Laporan yang pendek biasanya memuat hal yang pokok saja. Laporan
berbentuk memo hanya digunakan untuk keperluan interen organisasi.
Laporan berbentuk surat isinya lebih panjang daripada
memo, kira-kira satu sampai tiga atau paling banyak lima halaman (kuarto atau
folio).
Laporan berbentuk artikel menyerupai artikel dalam surat
kabar atau majalah, dan pihak lain menyerupai makalah atau kertas kerja.
Keserupaan itu terutama dalam bentuk dan jumlah halamannya. Laporan yang
berbentuk artikel ini umumnya digunakan untuk melaporkan kegiatan pada sejenis
seminar, lokakarya, dan atau penataran. Laporan jenis ini dapat pula dibacakan
oleh ketua panitia dalam pembukaan atau penutupan seminar dan sejenisnya. Namun
dalam penelitian ini laporan yang dimaksud adalah laporan hasil pengamatan yang dilakukan siswa dari tugas yang diberikan
guru.
Bahasa
Laporan
Bahasa laporan, baik yang berupa laporan kegiatan, maupun
laporan teknik pada dasarnya merupakan suatu bentuk karangan. Sebagai suatu
bentuk karangan, laporan kegiatan
hendaknya disusun berdasarkan kaidah karang mengarang. Oleh karena itu, agar
pesan atau informasi yang disampaikan dalam laporan itu dapat dipahami secara
tepat, bahasa yang digunakan harus bersifat efektif (Sutopo, 2008:44).
Bahasa yang
efektif dalam hal ini adalah bahasa yang sederhana, lugas dan dapat
mengungkapkan gagasan atau informasi secara tepat sesuai dengan maksud yang
ingin disampaikan oleh penulis. Kesederhanaan itu ditandai dengan penggunan
kata-kata yang lazim dan tidak berlebihan, sedangkan kelugasan ditandai dengan
penggunaan kata-kata yang cermat dan tidak mengandung makna tambahan. Sementara
itu, ketepatan yang dimaksud dalam hal ini berkaitan dengan penggunaan
kata-kata yang dapat mewakili gagasan penulis secara tepat dan benar
menimbulkan gagasan yang sama pada pikiran pembaca. Kaidah tulisan yang
berkaitan dengan penulisan laporan hasil pengamatan meliputi ejaan, pemilihan
kata, penyusunan kalimat, dan penyusunan paragraf .
Fungsi
Laporan
Di dalam suatu
organisasi atau sekolah, penyampaian laporan umumnya dilakukan oleh bawahan
kepada atasannya, begitu juga dengan siswa kepada gurunya. Atas dasar itu,
kegiatan pelaporan mengandung empat fungsi antara lain sebagai berikut.
1)
Fungsi
informatif, mengandung pengertian bahwa laporan sebagai sumber informasi bagi
siswa atau guru yang melaksanakan tugas-tugasnya.
2)
Fungsi
pertanggungjawaban, yang berarti laporan merupakan pertanggungjawaban dari
pelapor mengenai hal yang dilaporkannya.
3)
Fungsi
pengambilan keputusan, mengandung makna laporan dari siswa dapat dipergunakan
oleh gurunya untuk bahan pengambilan keputusan (nilai).
4)
Fungsi pengawasan,
pengertian fungsi pengawasan di sini berarti dengan adanya laporan dari siswa,
guru telah ikut mempertimbangkan hal yang dilaporkan walaupun gurunya tidak
melihat faktanya dengan mata kepala sendiri (Suwandi, Sarwiji, 2008:120).
Melihat fungsi laporan di atas dapat membantu siswa
mempunyai rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan guru kepadanya dan
memperlancar jalannya proses pembelajaran.
Penggolongan Laporan
Menurut Lestari
H Fitriani (2009:22–54) penggolongan laporan dibagi atas tiga jenis sebagai
berikut, yaitu (1) laporan kegiatan, (2) laporan perjalanan, dan (3) laporan
hasil pengamatan.
Laporan kegiatan dapat dibuat laporannya, kegiatan
sehari-hari pun dapat dibuat menjadi sebuah laporan. Tulisan anak yang rajin
mengisi buku harian menjadi laporan. Tentu saja laporan kegiatan setiap hari
akan terasa membosankan, kecuali ada kegiatan-kegiatan khusus, misalnya libur
semester atau libur akhir tahun. Cara membuat laporan kegiatan adalah tulis
nama kegiatan, tulis kapan kegiatan itu dilaksanakan, tulis tempat kegiatan itu
dilaksanakan, tulis siapa saja yang terlibat dalam kegiatan itu, tulis siapa
saja yang hadir pada kegiatan itu dan tulis bagaimana kegiatan itu berlangsung.
Laporan perjalanan sama dengan cara membuat laporan kegiatan,
yang harus ditulis dalam laporan perjalanan adalah tujuan perjalanan, waktu,
tempat pemberangkatan, kendaraan yang dipakai, lama perjalanan, peserta
perjalanan (yang ikut dalam perjalanan itu), dan pengalaman atau hal-hal yang
mengesankan selama perjalanan.
Laporan hasil pengamatan adalah laporan yang dibuat
berdasarkan hasil pengamatan. Pada dasarnya cara membuat laporan hasil
pengamatan sama dengan cara membuat laporan hasil perjalanan. Untuk pengamatan harus dibuat pedoman pengamatan. Pedoman
pengamatan harus dibuat sebelum pengamatan itu dilaksanakan. Pedoman pengamatan
berisi hal-hal apa saja yang akan diamati. Pedoman tersebut berupa pertanyaan
yang akan terjawab bila pengamatan itu dilaksanakan. Misalnya mengamati
pertumbuhan tanaman bonsai. Pertanyaan yang dapat diajukan adalah tujuan, waktu
kegiatan, langkah-langkah, hasil pengamatan dan kesimpulan.