Petunjuk Teknis atau Juknis KRTI (Kontes Robot Terbang Indonesia) Tahun 2021. Pusat Prestasi Nasional melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa berprestasi. Dalam rangka mendorong peningkatan prestasi mahasiswa, kemampuan akademik, wawasan dan kecintaan mahasiswa terhadap bidang teknologi yang harapannya nanti mampu meningkatkan perubahan dan kemajuan teknologi di Indonesia.
Revolusi Industri 4.0 menjadikan mahasiswa lebih kreatif,
adaptif, dan memiliki soft skill yang baik. Perkembangan alat monitor dari udara
terbukti membantu manusia dalam bekerja pemantauan pekerjaan dari udara. Pada
kondisi sekarang pesawat tanpa awak atau juga biasa dikenal dengan drone menjadi
alat yang terbukti membantu mempermudah pekerjaan baik dalam pekerjaan pembuatan
peta maupun kegiatan pemantauan lainnya.
Kemampuan mahasiswa di era revolusi industri 4.0
menciptakan pesawat terbang tanpa awak yang beragam sesuai dengan fungsi
penggunaanya akan berdampak positif kepada perkembangan teknologi pesawat terbang
di Indonesia dimasa yang akan datang.
Kegiatan Kontes Robot Terbang Indonesia yang diselenggarakan
oleh Pusat Prestasi Nasional akan meningkatkan kemampuan komunikasi mahasiswa, kerjasama
tim dan pemikiran kritis dalam mencari inovasi di dunia penerbangan.
Pelaksanaan kompetisi KRTI Tahun 2021 sama dengan
pelaksanaan pada tahun 2020 mengingat masih belum meredanya pandemi COVID 19 di
Indonesia. Petunjuk
Teknis atau Juknis KRTI (Kontes Robot Terbang Indonesia) Tahun
2021 ini di susun agar penyelenggaraan
KRTI di tingkat perguruan tinggi maupun di tingkat Nasional dapat terlaksa
dengan baik. Pusat Prestasi Nasional terus melakukan koordinasi dengan Perguruan
Tinggi agar pelaksanaan KRTI berjalan dan menghasilkan mahasiswa yang berprestasi
serta pembelajaran untuk mahasiswa lainnya. Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu tersusunya Petunjuk
Teknis atau Juknis KRTI (Kontes Robot Terbang Indonesia) Tahun
2021 ini
Pesawat Tanpa Awak (Unmanned Aerial Vehicle, UAV) atau
Unmanned Aircraft System (UAS) adalah wahana terbang nir-awak yang dalam satu
dasawarsa terakhir ini berkembang kian pesat di ranah riset unmanned system
(sistem nir-awak) di dunia. Bukan hanya mereka yang berada di ranah departemen pertahanan
atau badan-badan riset, termasuk di perguruan tinggi, yang meneliti, mengkaji
dan mengembangkan, tapi dunia industri dan bidang sipil pun telah mulai banyak memanfaatkan
teknologi unmanned system ini dalam mendukung kegiatan keseharian mereka.
Dunia hankam diketahui, sementara ini masih menjadi pengguna
terbesar, seperti misalnya jika ditilik dari informasi roadmap penggunaan sistem
nir-awak di dephan Amerika yg setidak-tidaknya di tahun 2020 mereka sudah
merencanakan tidak kurang 20% pasukan mereka adalah sistem nir-awak (robot). Aplikasi
lain misalnya untuk pemantauan (monitoring) dan pemetaan (mapping). Pemantauan
dan pemetaan secara real-time kawasan-kawasan kritis seperti daerah konflik penguasaan
lahan (tambang, maritim, dsb.), perbatasan antar negara, perkebunan, dll., adalah
obyek-obyek garap yang sangat potensial atas pemanfaatan sistem-sistem nir-awak
ini.
Untuk itulah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas) telah
melahirkan KRTI (Kontes Robot Terbang Indonesia) yang pertama di tahun 2013 dengan
Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai penyelenggara. Seperti yang tercatat
dalam sejarah kontes/kompetisi di dunia UAV/UAS di Indonesia dibidani dan
dibesarkan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun 2008 hingga 2011
dengan nama kontesnya IIARC (Indonesian Indoor Aerial Robot Contest). Pada
tahun 2012 IIARC berubah menjadi Indonesia Aerial Robot Contest (IARC) yang
dilaksanakan outdour.
Sukses penyelenggaraan KRTI 2013 di Jatinangor oleh
ITB, lomba ini dilanjutkan ke kawasan Indonesia Timur oleh DIKTI di tahun 2014 dengan
ditunjuknya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sebagai penyelenggara
yang berlokasi di Raci Pasuruan. Dan pada tahun 2015 Universitas Gadjah Mada (UGM)
mendapat mandat sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan KRTI 2015 yang berlokasi
di Lanud Gading Wonosari. Mulai tahun 2016 kegiatan KRTI menjadi agenda tahunan
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan dan pada tahun 2016 tersebut
dilaksanakan oleh Universitas Lampung (UNILA) di Kotabaru Lampung Selatan. Pada
tahun 2017 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) diberi kepercayaan menjadi
tuan rumah KRTI dan kembali di laksanakan di Detasemen TNIAU Raci Pasuruan. Universitas
Teknokrat Indonesia (UTI) mendapat kepercayaan sebagai penyelenggara KRTI 2018 dan
mengambil tempat di Kotabaru Lampung. Tahun 2019 tuan rumah KRTI adalah Universitas
Negeri Surabaya (UNESA) dan diselenggarakan di Lapangan Udara TNI AL Grati,
Pasuruan.
Pada tahun 2020 lalu kegiatan Kontes Robot Terbang Indonesia
berada di bawah program kegiatan Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek). Dengan adanya
pandemik Covid-19 pada tahun 2020, maka pelaksanaan kegiatan KRTI-2020
diputuskan berjalan secara daring, dengan tuan runah adalah Universitas Lampung
(UNILA). Dan kepanitiaan dilaksanakan langsung dari Pusat Prestasi Nasional (PUSPRESNAS).
Di tahun 2021, pelaksanaan KRTI 2021 tetap dilakukan secara daring oleh PUSPRESNAS,
dan ada penambahan pada divisi Technology Development dengan tujuan untuk lebih
mendapatkan hasil proses penguasaan teknologi yang lebih baik. Hal lain pada
KRTI 2021 ini adalah adanya KRTI Wilayah I dan Wilayah II yang diselenggarakan
sebelum KRTI skala nasional (Final). Melalui KRTI ini para generasi muda Indonesia
didukung untuk berjuang dan berkarya nyata dalam dunia sistem nir-awak baik di
udara maupun di angkasa lepas di masa-masa selanjutnya.
Link download Petunjuk
Teknis atau Juknis KRTI (Kontes Robot Terbang Indonesia) Tahun
2021 (disini)
Demikian informasi tentang Petunjuk
Teknis atau Juknis KRTI (Kontes Robot Terbang Indonesia) Tahun
2021. Semoga ada
manfaatnya.