Pengertian Pembelajaran Tematik, Manfaat dan Cara Pengembangan Tema Dalam Pembelajaran Tematik. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan “Tema” sebagai dasar mengembangkan muatan dan materi pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD). Tema bukan tujuan ataupun materi yang akan dipelajari oleh anak. Tema merupakan sarana untuk mengintegrasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak yang ingin dibangun.
Tema juga berperan sebagai
payung yang memiliki fungsi membingkai keseluruhan materi pembelajaran melalui
kegiatan bermain. Tema adalah gagasan utama yang akan di gunakan untuk
membingkai seluruh muatan/materi pembelajaran selama anak mengikuti kegiatan. Sub
tema adalah penjabaran dari gagasan utama yang telah ditetapkan sebagai tema.
Sub tema minimum berisi dua gagasan dari setiap tema yang telah ditetapkan.
Sub-sub tema adalah hasil analisis dari sub tema yang lebih operasional yang
akan dijadikan landasan dalam menentukan topik-topik yang akan dijadikan muatan
atau materi pembelajaran.
Sebuah tema dapat
dikembangkan menjadi subtema, sub-subtema, topik dan seterusnya. Jika
pertanyaannya seberapa luas sebuah tema dikembangkan? Jawaban nya tergantung
seberapa luas guru dapat memfasilitasi pengembangan tema untuk memberi
pengalaman belajar pada anak, serta ketersediaan daya dukung pembelajaran yang
ada di lingkungan.
Guru dapat mengembangkan
sebuah tema menjadi sangat luas sesuai dengan kebutuhan. Tema, sub-tema dan
sub-subtema dan seterusnya tersebut merupakan hasil identifi kasi, baik yang
dapat dipilih keseluruhan maupun sebagian, tergantung ketersediaan sarana dan
prasarana yang mendukung pembelajaran yang konstektual (dekat dengan lingkungan
anak). Artinya, bila guru yang banyak membaca dan memiliki wawasan yang luas,
maka ia akan dapat mengembangkan tema menjadi sangat luas, tetapi dapat juga
sebaliknya.
Muatan atau materi
pembelajaran adalah topik-topik yang akan dipelajari oleh anak selama mengikuti
kegiatan bermain selaras dengan tema, sub tema atau sub-sub tema yang telah
ditetapkan. Dalam menentukan muatan atau materi hendak lah memperhatikan
kesulitan dan kemampuan anak untuk mem pe lajarinya, karena apabila terlalu sulit
akan mengakibatkan anak tertekan dan akhirnya akan mengabaikan materi tersebut,
sehingga minat atau ke tertarikan anak akan hilang. Muatan atau materi
pembelajaran yang dipilih juga jangan terlalu mudah karena akan menyebabkan
anak mengabaikannya. Muatan atau materi pembelajaran yang tepat adalah yang
tingkat kesulitannya sedang, sehingga setiap anak dapat mempelajarinya dengan
optimal dan minat/ketertarikan anak terhadap materi tersebut dapat terpelihara.
Untuk mengetahui gambaran tingkat kesulitan setiap materi yang akan dipilih,
salah satunya adalah dengan memperhatikan tahap perkembangan anak dan
pengalaman belajar anak yang telah dimiliki oleh anak. Pemilihan muatan/materi
diawali dari yang paling mudah menuju yang paling sulit. Muatan atau materi
pembelajaran dapat merujuk pada dokumen I Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) setiap lembaga.
Apa Manfaat Tema? Tema dalam
pembelajaran tematik berguna untuk
1.
Menyatukan semua program pengembangan yang meliputi nilai agama dan moral, fisik
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni.
2.
Menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan baru.
3.
Memudahkan guru mengembangkan kegiatan belajar sesuai dengan muatan/materi dan
sarana yang tersedia di lingkungan.
Berikut ini Prinsip-prinsip dalam Memilih Tema dalam
pembelajaran tematik.
1.
Kedekatan, artinya Tema dipilih mulai dari hal-hal yang terdekat dengan kehidupan
anak, baik secara fi sik maupun berdasarkan pengalaman anak, sehingga menarik
minat anak. Pemilihan tema yang sesuai dengan pengalaman anak hendaknya
disesuaikan pengetahuan yang telah dimiliki oleh anak sebelumnya, termasuk seni
budaya. Tema yang dekat dengan kehidupan seharihari anak, gagasannya dapat diambil
dari lingkungan sekitar.
2.
Kesederhanaan, artinya Tema yang dipilih yang sudah dikenal anak agar anak mudah
memahami pokok bahasan dan dapat menggali lebih banyak pengalamannya. Prinsip kesederhanaan
ber arti pemilihan atau pengembangan tema di selaraskan dengan perkembangan
anak. Tema yang dipilih juga memungkinkan untuk dapat dipelajari oleh anak
secara optimal.
3.
Kemenarikan, artinya tema yang dipilih ha rus mem pertimbangkan minat anak.
Agar guru mengetahui bahwa tema menarik bagi anak, maka bisa dilakukan identifi
kasi awal, misalnya dengan membaca bahasa tubuh anak, kesukaan anak, kegiatan
yang disenangi anak, dan lain-lain. Untuk lebih memberikan kemenarikan minat
belajar anak dan kebermaknaan suatu tema, guru dapat merumuskan tema dalam bentuk
kalimat yang in spiratif, baik dalam rumusan satu kata tunggal, frase, maupun dalam
ben tuk kalimat. Dalam memilih tema yang menarik bagi anak, guru dapat melakukan
pengamatan terhadap hal-hal yang dekat dengan anak baik secara fisik maupun
pengalaman anak. Pengamatan terhadap hal-hal yang menarik bagi anak dapat
dilakukan oleh guru jauh-jauh hari sebelum guru menyusun
4.
Daya dukung, artinya pemilihan te ma dise suaikan dengan kemampuan guru
memahami tema dan ketersediaan saranaprasarana pembelajaran yang ada di lingkungan
sekitarnya. Pembahasan tema harus didukung ketersediaan sumber belajar,
misalnya buku-buku terkait tema, alat permainan edukatif, dan narasumber (petani,
nelayan, dan lain-lain).
5.
Keinsidentalan, artinya penetapan tema tetap bersifat fl eksibel atau luwes.
Suatu tema diubah jika terdapat kejadian insidental yang bermakna, maka
kejadian tersebut disisipkan ke dalam pembelajaran yang diikuti oleh anak,
misalnya peristiwa banjir yang dialami anak dapat dijadikan tema insidental
menggantikan tema yang sudah direncanakan sebelumnya
Langkah-langkah dalam
memilih dan menetapkan tema antara lain: mengidentifikasi tema, pemilihan tema
sesuai dengan kondisi lingkungan dan lembaga masing-masing, serta perumusan
tema.
Dalam mengidentifi kasi tema,
guru harus memper hatikan prinsip prinsip pemilihan dan penetapan tema, yaitu
(1) kedekatan, (2) kemenarikan, (3) kesederhanaan, (4) daya dukung dan (5)
keinsidentalan. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengidentifi
kasi tema, antara lain:
a.
Amati lingkungan sekitar. Guru dapat mengidentifi kasi tema dengan melihat
lingkungan sekitarnya, seperti sawah, ayam, mobil, matahari, dan pohon. Hal-hal
yang dilihat oleh guru tersebut dapat dijadikan sebagai tema.
b.
Perhatikan sosial budaya. Kebudayaan yang terdapat di lingkungan sekitar anak
dapat diangkat menjadi tema, sebagai contoh Panjang Mulud di Serang, Karapan
Sapi di Madura, dan Perayaan Tabot di Bengkulu.
c.
Perhatikan minat dan kesukaan anak. Guru dapat melihat minat anak, sebagai
contoh banyak anak yang tertarik dan menyukai kucing, ayam, dan lainnya.
d.
Lakukan curah gagasan. Bersama semua guru, hasil mengamatan terhadap
lingkungan, sosial budaya, dan minat anak diidentifi kasi melalui curah
gagasan. Setiap guru diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan tema
dengan bebas, dan setiap gagasan tema tidak perlu dibahas dan dikomentari,
melainkan ditampung sebagai referensi dalam penetapan tema selanjutnya. Proses ini
dapat juga dilakukan dengan melibatkan anak.
Pemilihan tema dapat
disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan lembaga masing-masing. Perumusan tema
dapat dalam bentuk kata tunggal, frasa atau kalimat. Tema dalam bentuk kalimat
dapat berupa kalimat pernyataan maupun pertanyaan.
Cara
Pengembangan Tema
Bagaiman Cara Pengembangan Tema dalam Pembelajaran
Tematik ? Tema dikembangkan secara mandiri oleh guru di lembaga atau satuan
pendidikan masing-masing. Pengembangan tema di setiap lembaga dapat
berbeda-beda sesuai dengan lingkungan lembaga tersebut serta kondisi sarana dan
prasarananya. Tema yang telah ditetapkan atau terpilih akan dimasukkan ke dalam
program semester yang nantinya dilengkapi dengan alokasi waktu berdasarkan
kedalaman dan keluasan dari setiap tema yang dipilih. Untuk mendukung hal tersebut
diperlukan keterampilan guru dalam me ngem bangkan tema. Pengembangan tema
dapat dilakukan dengan cara :
1.
Melakukan pemetaan tema dengan meng gunakan tabel. Dalam pengembangan gagasan
untuk sua tu tema, yang terbaik tema tersebut di kembangkan hingga sub-sub
tema, tetapi dengan pertimbangan keluasan dan kedalaman, maka tema boleh di
kembangkan hingga sub tema saja
2.
Melakukaan pemetaan tema de ngan membuat webbing tema/ma ping tema Salah satu
teknik dalam pe ngem bangan tema melalui webbing tema (jaringan tema). Setiap
tema yang telah diidentifi kasi dikembangkan ke dalam subtema bahkan sub-sub
tema dalam bentuk diagram seperti jaring laba-laba.
3.
Webbing tema juga dapat dibuat secara sederhana tetapi mendalam dengan menentukan
1 buah sub tema yang akan dipelajari selama 2-4 minggu.
Untuk pengembangan tema,
guru harus mempersiapkan hal-hal sebagai berikut.
1.
Mengumpulkan informasi terkait tema dan subtema. Walaupun untuk anak usia dini
bukan pengetahuan kognitif yang diutamakan, informasi yang dibahas tentang tema
seharusnya berdasarkan keilmuan yang sebenarnya. Dengan demikian guru harus
banyak mencari tahu dan membaca pengetahuan yang terkait dengan tema.
2.
Menyiapkan bahan-bahan bacaan terkait tema dan subtema. Tidak semua satuan pendidikan
memiliki buku yang memadai untuk mendukung tema, tetapi bukan alasan untuk
tidak mengenalkan buku pada anak-anak didiknya. Diupayakan setiap awal tema
diawali dengan membacakan buku yang sesuai dengan tema. Untuk mengatasi
ketiadaan buku, guru dapat membuka internet atau menggunakan majalah atau koran
yang memuat informasi tema yang dibahas.
3.
Menyiapkan media dan sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan bermain yang
sesuai dengan tema. Anak membutuhkan media dan sumber belajar yang konkret. Pemilihan
tema yang dekat dengan lingkungan anak memudahkan mendapatkan media dan sumber
belajar tersebut.
4.
Menyiapkan lingkungan main se suai dengan tema. Lingkungan bermain ditata yang
menarik minat anak dan berhubungan dengan tema. Dalam persiapan lingkungan
bermain memakai prinsip kesederhanaan dalam menggunakan bahan dan sumber
belajar yang tersedia di lingkungan sekitar.
5.
Menyiapkan kegiatan-kegiatan ma in sesuai dengan tema (awal, selama, dan puncak
tema). Macam kegiatan akan selalu sama dari minggu ke minggu, tetapi isi
kegiatan main disesuaikan dengan tema. Contohnya untuk tema laut, main perannya
menangkap ikan di laut, sedangkan saat tema kotaku diisi dengan main peran pasar
malam
Demikian urian tentang Pengertian Pembelajaran Tematik, Manfaat dan
Cara Pengembangan Tema Dalam Pembelajaran Tematik. Semoga ada manfaatnya.